Laporan Praktikum Kimia Analisa Kualitatif Beberapa Kation

Desember 06, 2018



ABSTRAK
Telah dilakukan percobaan yang berjudul “Analisa Kualitatif Beberapa Kation” yang bertujuan untuk mengetahui cara analisis beberapa kation. Prinsip yang digunakan adalah analisa kualitatif, dimana praktikan melakukan percobaan dengan mencampur beberapa larutan dengan reagen yang spesifik untuk dilihat apakah terbentuk kation atau tidak. Adapun hasil yang didapat adalah terdapat sebagian larutan yang menghasilkan endapan dan sebagian larutan hanya mengalami perubahan warna. Kesimpulan dari percobaan ini adalah pembentukan kation dapat ditandai dengan adanya perubahan warna atau adanya endapan.




BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Senyawa-senyawa dialam dapat mengalami suatu proses kimia seperti proses ionisasi sehingga senyawa-senyawa dialam dapat mengalami ionisasi menjadi kation. Suatu jenis kation sangat sulit dibedakan secara langsung tanpa suatu proses analisis. Metode analisis kualitatif menggunakan beberapa pereaksi diantaranya pereaksi golongan dan pereaksi spesifik. Kedua pereaksi ini dilakukan untuk mengetahui jenis kation suatu larutan. Analisa kualitatif merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk mempelajari kimia dan unsur-unsur serta ion-ionnya dalam larutan.
Reaksi identifikasi adalah salah suatu cara untuk mengenal ion-ion kation dalam larutan dengan menggunakan pereaksi-pereaksi tertentu. Setiap ion akan memberikan hasil reaksi tertentu untuk membedakan dengan ion-ion yang lain. Dengan adanya pemisahan suatu unsur berguna untuk memisahkan bahan galian yang tercampur. Selain itu juga dapat digunakan untuk kasus-kasus keracunan logam. Identifikasi kation banyak dilakukan pada bagian bahan obat, bahan baku, dan sediaan obat. Namun keduanya juga dapat sebagai pencemar yang perlu diketahui keberadaanya.
Seluruh manusia dimuka bumi ini senantiasa membutuhkan makanan untuk mempertahankan hidup. Makanan yang dikonsumsi akan masuk kedalam sistem tubuh dalam bentuk ion-ion. Ion yang terbentuk berupa kation. Kita akan mengamati bahwa larutannya positif mengandung kation dengan menggunakan larutan yang berbeda-beda. Klarifikasi ini didasarkan atas suatu kation bereaksi dengan reagensia-reagensia dengan membentuk endapan atau tidak. Sehingga dapat diketahui bahwa larutan tersebut mengandung kation atau tidak.

1.2. Tujuan Percobaan
 Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui cara analisis beberapa kation.

1.3. Manfaat Percobaan
 Manfaat dari percobaan ini adalah mampu mengetahui cara menganalisis beberapa kation dalam suatu larutan, mampu menguji ion-ion positif yang terkandung dalam suatu larutan, mampu mengetahui adanya endapan atau tidak dalam suatu larutan yang diuji, serta mampu melihat perubahan warna yang terjadi pada suatu larutan.



BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
Kation adalah ion-ion yang bermuatan positif. Analisis kualitatif kation-kation di klasifikasikan dalam lima golongan berdasarkan sifat-sifat kation tersebut terhadap beberapa reagensia. Dengan memakai apa yang disebut dengan reagensia golongan secara sistematik, dapat ditetapkan ada tidaknya golongan-golongan kation. Reagensia golongan yang dipakai untuk klarifikasi kation yang paling umum adalah asam klorida, hidrogen sulfida, hidrogen sulfida, dan ammonium karbonat. Klarifikasi ini didasarkan atas apakah suatu kation bereaksi dengan reagensia-reagensia ini dengan membentuk endapan atau tidak (Svehla, 1985).     
Kimia analisis secara garis besar dibagi dalam dua bidang yang disebut analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif membahas identifikasi zat-zat. Urusannya adalah unsur atau senyawaan apa yang terdapat dalam suatu sampel atau contoh. Pada pokoknya tujuan analisis kualitatif adalah memisahkan dan mengidentifikasi sejumlah unsur Analisis kuantitatif berurusan dengan penetapan banyak suatu zat tertentu yang ada dalam sampel. Prosedur yang biasa digunakan untuk menguji suatu zat yang tidak diketahui, pertama kali adalah membuat sampel (contoh) yang dianalisis dalam bentuk cairan (larutan). Selanjutnya terhadap larutan yang dihasilkan dilakukan uji ion-ion yang mungkin ada. Kesulitan yang lebih besar dijumpai pada saat mengidentifikasi berbagai konsentrasi dalam suatu campuran untuk ion, biasanya dilakukan pemisahan ion terlebih dahulu melalui proses pengendapan, selanjutnya dilakukan pelarutan kembali endapan tersebut. Kemudian diadakan uji-uji spesifik untuk ion-ion yang akan diidentifikasi. Uji spesifik dilakukan dengan menambahkan reagen (pereaksi) tertentu yang kan memberikan larutan atau endapan berwarna yang merupakan karakteristik (khas) untuk ion-ion tertentu (Day, 1998).
Analisa kualitatif merupakan suatu proses dalam mendeteksi keberadaan suatu unsur kimia dalam cuplikan yang tidak diketahui. Analisa kualitatif merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk mempelajari kimia dan unsur-unsur serta ion-ionnya dalam larutan. Dalam metode analisis kualitatif kita menggunakan beberapa pereaksi diantaranya pereaksi golongan dan pereaksi spesifik, kedua pereaksi ini dilakukan untuk mengetahui jenis anion atau kation suatu larutan. Regensia golongan yang dipakai untuk klasifikasi kation yang paling umum adalah asam klorida, hidrogen sulfida, ammonium sulfida, dan amonium karbonat. Klasifikasi ini didasarkan atas apakah suatu kation bereaksi dengan reagensia-reagensia ini dengan membentuk endapan atau tidak. Sedangkan metode yang digunakan dalam anion tidak sesistematik kation. Namun skema yang digunakan bukanlah skema yang kaku, karena anion termasuk dalam lebih dari satu golongan  (Keenan, 1999).                                         
Tujuan utama analisis adalah untuk menemukan dan mengidentifikasi komponen dalam zat kimia. Analisis kualitatif menghasilkan data kualitatif, seperti terbentuknya endapan, warna, gas maupun data non numerik lainnya. Umumnya dari analisis kualitatif hanya dapat diperoleh indikasi kasar dan komponen penyusun suatu analit. Analisis kualitatif biasanya digunakan sebagai langkah untuk analisis kuantitatif. Pada berbagai cara analisis modern, seperti cara-cara analisis spektroskopi dapat dilakukan dengan analisis kualitatif dan analisis kuantitatif secara bersamaan, sehingga waktu dan biaya analisis yang dilakukan  dapat ditekan seminimal mungkin dan perolehan hasilnya lebih akurat (Chadijah, 2012).                                                
        Banyak reaksi-reaksi yang menghasilkan endapan berperan penting dalam analisa kualiatatif. Endapan tersebut dapat berbentuk kristal atau koloid dan dengan warna yang berbeda-beda. Pemisahan endapan dilakukan dengan penyaringan ataupun sentrifus. Endapan tersebut jika larutan menjadi terlalu jenuh dengan zat yang bersangkutan. Kelarutan suatu endapan adalah sama dengan konsentrasi molar dari larutan jenuhnya ( Masterton, 1990).
Dua puluh kation yang lazim dapat dianalisis dengan mudah dalam larutan berair. Kation-kation ini dapat dibagi ke dalam lima golongan berdasarkan hasil kali kelarutan garam tak larutnya. Karena suatu larutan tak diketahui bisa saja mengandung satu atau semua dari 20 jenis ion tersebut, analisis harus dilakukan secara sistematis dari golongan I sampai golongan V. Prosedur umum untuk memisahkan ion-ion dengan menambahkan reagen pengendap pada larutan tak diketahui. Didalam kation ada beberapa golongan yang memiliki ciri khas tertentu diantaranya:              
   1. Golongan I : Kation golongan ini membentuk endapan dengan asam klorida encer. Ion golongan ini adalah Pb, Ag, Hg. Dalam suasana asam, klorida dan kation dari golongan lain larut. Penggunaan asam klorida berlebih untuk pengendapkan kation golongan I memiliki dua keuntungan yaitu memperoleh endapan klorida semaksimal mungkin dan menghindari terbenuknya endapan BIOCI dan SbOCI. Kelebihan asam klorida yang terlalu banyak dapat menyebabkan AgCl dan PbCl2larut kembali dalam bentuk kompleks sedangkan klorida raksa (I), Hg, Cl2 , tetap stabil.                           
2. Golongan II : Kation golongan ini bereaksi dengan asam klorida, tetapi membentuk endapan dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer. Ion golongan ini adalah Hg, Bi, Cu, cd, As, Sb, Sn. Kation golongan II dibagi dalam dua sub-golongan yaitu sub golongan tembaga dan sub golongan arsenik. Dasar dari pembagian ini adalah kelarutan endapan sulfida dalam ammonium polisulfida. Sementara sulfida dari sub golongan tembaga tidak larut dalam regensia ini, sulfida dari sub grup arsenik melarut dengan membentuk garam tio. Golongtan II sering disebut juga sebagai asam hidrogen sulfida atau glongan tembaga timah. Klorida, nitrat, dan sulfat sangat mudah larut dalam air. Sedangkan sulfida, hidroksida dan karbonatnya tak larut.                          
   3. Golongan III : Kation golongan ini tidak bereaksi dengan asam klorida encer, ataupun dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer (buffer ammonium-amonium klorida). Namun kation ini membentuk endapan dengan ammonium sulfida dalam suasana netral / amoniakal. Kation golongan ini Co, Fe, Al, Cr, Co, Mn, Zn. Logam-logam diendapkan sebagai sulfida, kecuali aluminium dan kromium, yang diendapkan sebagai hidroksida, karena hidrolisis yang sempurna dari sulfida dalam larutan air.besi, almunium, dan mangan (sering disertai sedikit mangan) atau golongan IIIA juga diendapkan sebagai hidroksida oleh larutan amonia dengan adanya amonium klorida. Endapan hidroksida pada golongan ini bermacam-macam. Kation golongan IIIB diendapkan sebagai garam sulfidnya dengan mengalirkan gas H2S dalam larutan analit yang suasananya basa (dengan larutan buffer NH4Cl dan NH4OH).                                                                                                                 4. Golongan IV : Kation golongan ini bereaksi dengan golongan I, II, III. Kation ini membentuk endapan dengan ammonium karbonat dengan adanya ammonium klorida, dalam suasana netral atau sedikit asam. Ion golongan ini adalah Ba, Ca, Sr.    5.Golongan V : Kation-kation yang umum, yang tidak bereaksi dengan regensia-regensia golongan sebelumnya, merupakan golongan kation yang terakhir. Kation golongan ini meliputi : Mg, K, NH4+. Untuk menentukan adanya kation NH4+harus diambil dari larutan analit mula-mula. Untuk kotion-kation Ca2+, Ba2+, Sr2+, Na+, dan K+ (Chang, 2005).
 Suatu pereaksi menyebabkan sebagian kation mengendap dan sebagian larut, maka setelah dilakukan penyaringan terhadap endapan terbentuk dua kelompok campuran yang massa masing-masingnya kurang dari campuran sebelumnya. Reaksi yang terjadi saat pengidentifikasian menyebabkan terbentuknya zat-zat baru yang berbeda dari zat semula dan berbeda sifat fisiknya. Dalam analisa kualitatif cara memisahkan ion logam tertentu harus mengikuti prosedur kerja yang khas. Zat yang diselidiki harus disiapkan atau diubah dalam bentuk suatu larutan. Untuk zat padat kita harus memilih zat pelarut yang cocok. Ion-ion logam pada golongan-golongan diendapakan satu persatu, endapan dipisahkan dari larutannya dengan cara disaring atau diputar dengan sentrifuge, endapan dicuci untuk membebaskan dari larutan pokok atau dari filtrat dan tiap-tiap logam yang mungkin ada harus dipisahkan. Kation-kation diklasifikasikan dalam 5 golongan berdasarkan sifat-sifat kation itu terhadap beberapa reagensia (Harjadi, 1990).
Analisis campuran kation-kation memerlukan pemisahan kation secara sistematik dalam golongan dan selanjutnya diikuti pemisahan masing-masing golongan ke dalam sub golongan dan komponen-komponennya. Pemisahan dalam golongan didasarkan perbedaan sifat kimianya dengan cara menambahkan pereaksi yang akan mengendapkan ion tertentu dan memisahkan dari ion-ion lainnya. Sebagai suatu gambaran, penambahan HCl dalam larutan yang mengandung semua ion hanya akan mengendapkan klorida dari ion-ion timbal (Pb2+), perak (Ag+) dan raksa (Hg2+). Setelah ion-ion golongan ini diendapkan dan dipisahkan, ion-ion lain yang ada dalam larutan tersebut dapat diendapkan dan penambahan H2S dalam suasana asam. Setelah endapan dipisahkan perlakuan selanjutnya dengan pereaksi tertentu memungkinkan terpisahnya golongan lain. Jadi dalam analisis kualitatif sistematik kation-kation diklasifikasikan dalam 5 golongan, berdasarkan sifat-sifat kation terhadap beberapa pereaksi antara lain adalah asam klorida, hidrogen sulfida, amonium sulfida dan amonium karbonat. Umumnya klasifikasi kation didasarkan atas perbedaan kelarutan dari klorida, sulfida dan karbonat dari kation-kation tersebut. Skema di bawah ini memperlihatkan pemisahan kation-kation dalam golongan I sampai dengan V berdasarkan sifat kimianya. Setelah pemisahan dilakukan uji spesifik untuk masing-masing kation (Vogel, 1985).




DAFTAR PUSTAKA
Chadijah, Sitti. 2002. Dasar-Dasar Kimia Analitik. Alauddin University Press, Jakarta.
Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar Konsep-konsep Inti Edisi Ketiga. Terjemahan dari General Chemistry, The Essential Concepts, oleh Departemen Kimia, Institut Teknologi Bandung, Erlangga, Jakarta.

Day, R.A. and  Underwood, A.L. 1998. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Keenam. Terjemahan dari Quantitative Analysis, oleh Iis Sofyan, Erlangga, Jakarta.

Harjadi, W. 1990. Ilmu Kimia Analitik Dasar. PT Gramedia, Jakarta.

Keenan, Charles W. 1999. Kimia Untuk Universitas. Terjemahan dari General College Chemistry, oleh Aloysius Hadyana Pudjaatmaka, Erlangga, Jakarta.
Masterlon, W.L. 1990. Analisa Kualitatif. Erlangga, Jakarta.
Svehla G. 1985. Textbook Of Makro and Semimicro Qualitative Inorganik Analysis.    Terjemahan oleh Setiono dan Hadyana Pudjaatmaka, Kalman Media Pustaka, Jakarta.

Vogel. 1985. Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro. PT Kalman Media Pusaka, Jakarta.
























 

Artikel Terkait

Latest
Previous Article
Next Post »
Penulisan markup di komentar
  • Untuk menulis huruf bold gunakan <strong></strong> atau <b></b>.
  • Untuk menulis huruf italic gunakan <em></em> atau <i></i>.
  • Untuk menulis huruf underline gunakan <u></u>.
  • Untuk menulis huruf strikethrought gunakan <strike></strike>.
  • Untuk menulis kode HTML gunakan <code></code> atau <pre></pre> atau <pre><code></code></pre>, dan silakan parse kode pada kotak parser di bawah ini.

Disqus
Tambahkan komentar Anda

Tidak ada komentar