ABSTRAK
Telah dilakukan percobaan
yang berjudul "Stoikiometri
Reaksi " yang
bertujuan untuk menentukan stoikiometri reaksi Pb(NO3)2 + NaCl + H2O.
Prinsip percobaan ini menggunakan analisa kuantitatif karena menghitung massa
yang terbentuk dari hasil percobaan. Metode yang digunakan adalah metode job
atau metode variasi kontinu, dimana dalam metode ini dilakukan sederet
pengamatan kuantitas molar totalnya sama dan menvariasikan volume. Hasil dari
reaksi Pb(NO3)2 +
NaCl + H2O
adalah berupa endapan yang dipengaruhi oleh konsentrasi zat dan didapatkan
hasil massa residu pada 4 kali percobaan dengan volume yang berbeda ialah 0,123
gr, 0,333 gr, 0,428 gr dan 0,001 gr. Kesimpulan tentang diadakan pengulangan percobaan untuk mengetahui
perbandingan konsentrasi dan massa residu yang dihasilkan dari reaksi
stoikiometri serta dapat mengetahui salah satu faktor yang mempengaruhi
terjadinya endapan yaitu konsentrasi zat.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Reaksi
kimia biasanya terjadi antara dua campuran zat, buakn antara dua zat murni.
Suatu bentuk yang paling lazim dari campuran adalah larutan reaksi kimia.
Larutan reaksi kimia berhubungan sekali dengan hubungan kuantitafi antara
reaktan dan produk. Stokiometri
adalah bagian ilmu kimia yang mempelajar hubungan kunatitatif antara zat yang
berkaitan dalam reaksi kimia. Bila
senyawa dicampur untuk bereaksi maka sering tercampur secara kuantitatif
stokiometri, artinya semua reaktan habis pada saat yang sama. Namun demikian
terdapat suatu reaksi dimana salah satu reaktan habis, sedangkan yang lain
masih tersisa. Reaktan yang habis disebut pereaksi pembatas. Dalam setiap
persoalan stokiometri, perlu untuk menentukan reaktan yang mana yang terbatas
untuk mengetahui jumlah produk yang dihasilkan.
Pengetahuan
tentang stoikiometri sangat penting dalam merencanakan suatu eksperimen maupun
dalam kehidupan sehari-hari, dimana kita dapat mencampurkan atau mereaksikan
zat pereaksi dalam jumlah yang sesuai dan kita dapat memperkirakan jumlah
produk yang dihasilkan. Contoh di kehidupan kita sehari-hari yang menggunakan
reaksi kimia seperti, makanan yang kita konsumsi setiap saat setelah dicerna
diubah menjadi tenaga tubuh. Hormon insulin manusia diproduksi di laboratorium
dengan mengunakan bakteri, nitrogen yang dikombinasi dengan hidrogen untuk
membentuk amoniak, dan sebagainya. Penyertaan usnur-unsur atau senyawa tersebut
sangat berkaitan dengan stoikiometri. Dalam ilmu kimia stoikiometri terkadang
disebut dengan stoikiometri reaksi untuk membedakan komposisi.
Banyak yang
belum mengetahui bagaimana suatu unsur atau senyawa bereaksi dengan unsur atau
senyawa yang lain. Dan mereka hanya mengetahui bahwa unsur tersebut bereaksi
tanpa mengetahui apa penyebab dari senyawa itu dapat bereaksi. Oleh karena itu
kami melakukan percobaan ini agar mahasiswa atau masyarakat dapat mengetahui
dan menentukan stoikiometri reaksi sistem. Percobaan ini melakukan pengamatan
dengan jumlah/ total yang sama tetapi jumlah masing-masing pereaksi
berubah-ubah (bervariasi). Jumlah pereaksi yang berbeda akan merubah hasil
reaksi yang akan direaksikan.
1.2. Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan ini yaitu untuk menentukan stoikiometri
reaksi sistem : Pb(NO3)2 + NaCl + H2O.
1.3.
Manfaat
Percobaan
Manfaat dari percobaan ini adalah agar praktikan dapat menghitung jumlah mol dari setiap
larutan dengan molar dan volume masing-masing larutan khususnya dari larutan Pb(NO3)2 dan
NaCl. Praktikan juga dapat menghitung massa endapan yang terbentuk dari hasil
pencampuran Pb(NO3)2 dengan NaCl.
BAB
II
TINJAUAN
KEPUSTAKAAN
Stoikiometri berasal dari
bahasa Yunani, kata stoicheion berarti
unsur dan metrein berarti mengukur.
Pengertian unsur didalam hal ini adalah partikel-partikel atom, ion, molekul
atau elektron yang terdapat dalam unsur atau senyawa dalam reaksi kimia.
Istilah stoikiometri (stoichiometry) berarti mengukur unsur-unsur tetapi dari
pandang praktis. Stoikiometri meliputi semua hubungan kuantitatif yang
melibatkan massa atom dan massa rumus, rumus kimia, dan persamaan kimia.
Stoikiometri juga dapat diartikan sebagai cabang ilmu yang mempelajari dan
menghitung hubungan kuantitatif dari reaktan dan produk dalam reaksi kimia. (Petrucci,
2008)
Reaksi kimia telah mempengaruhi kehidupan kita. Sebagai
contoh : makanan yang kita konsumsi setiap saat setelah dicerna berubah menjadi
tenaga tubuh. Nitrogen dan Hidrogen bergabungn membentuk ammonia yang digunakan
sebagai pupuk, bahan bakar dan plastic dihasilkan dari minyak bumi. Pati dalam
tanaman dalam daun disintetis dari CO2 dan H2O oleh pengaruh energi matahari.
Jadi dapat dikatakan bahwa stoikiometri adalah ilmu yang mempelajari kuantitas
produk dan reaktan dalam reaksi kimia. Dengan kata lain stoikiometri adalah
perhitungan kimia yang menyangkut hubungan kuantitatif zat yang terlibat dalam
reaksi. (Syukri, 1999) Hukum kimia adalah hukum alam yang relevan
dengan bidang kimia. Hukum dasar kimia adalah sebagai berikut :
a) Hukum Boyle
(1662)
”Bila suhu tetap, volume gas dalam ruangan tertutup
berbanding terbalik dengan tekananya” P1.V1 = P2.V2
b) Hukum
Lavoiser / Hukum Kekekalan Massa (1783) “Massa zat
sebelum dan sesudah reaksi selalu sama.”
c) Hukum Proust / Hukum
Perbandingan Tetap (1799)
“Perbandingan massa unsur-unsur
dalam suatu persenyawaan kimia selalu tetap”
d) Hukum Gay
Lussac (1802)
“Dalam suatu
reaksi kimia gas yang diukur pada P dan T yang sama volumenya berbanding lurus
dengan koefisien reaksi atau mol, dan berbanding lurus sebagai bilangan bulat
dan sederhana”
P1/T1 =
P2/T2
"Bagi suatu kuantitas dari suatu gas ideal (yakni
kuantitas menurut beratnya) hasil kali dari volume dan tekanannya dibagi dengan
temperatur mutlaknya adalah konstan"
P1.V1 / T1 = P2.V2 / T2
f) Hukum Dalton
/ Hukum Kelipatan Perbandingan (1803)
“Jika dua
unsur dapat membentuk satu atau lebih senyawa, maka perbandingan massa dari
unsur yang satu yang bersenyawa dengan jumlah unsur lain yang tertentu massanya
akan merupakan bilangan mudah dan tetap.”
g) Hukum
Avogadro (1811)
“Gas-gas
yang memiliki volume yang sama, pada temperatur dan tekanan yang sama, memiliki
jumlah partikel yang sama pula.”
h) Hukum Gas
Ideal (1834)
PV = nRT
Persamaan ini dikenal dengan julukan
hukum gas ideal alias persamaan keadaan gas ideal.
Keterangan :
P = tekanan gas (N/m2)
V = volume gas (m3)
n = jumlah mol (mol)
R = konstanta gas universal (R =
8,315 J/mol.K)
T = suhu mutlak gas (K) (Barsasella, 2012)
Massa suatu atom terkait erat dengan jumlah elektron,
proton, dan neutron yang dimiliki atom tersebut. Massa atom diukur dalam satuan
massa atom (sma), satuan relatif yang didasarkan pada nilai yang tepat 12 umtuk
isotop karbon-12. Massa atom dari atom unsur tertentu biasanya adalah nilai
rata-rata dari distribusi isotop alami unsur tersebut. Massa molekul dari suatu
molekul adalah jumlah massa atom dari atom-atom yang ada pada molekul tersebut.
Massa atom dan massa molekul dapat ditentukan secara tepat dengan menggunakan
spektrometer massa. (Chang,2005)
Massa atom relatif
diartikan sebagai perbandingan massa atom unsur tersebut terhadap massa atom
unsur lainnya. Massa atom relatif unsur-unsur yang dijumpai di alam dapat
diperoleh sebagai rata-rata dari massa isotop setiap unsur, ditimbang
berdasarkan fraksi kelimpahannya. Massa atom relatif tidak memiliki satuan
karena angka ini merupakan nisbah dari dua massa yang diukur, apapum satuan
yang digunakan ( gram, kilogram, dan lain-lain). Massa molekul relatif suatu
senyawa merupakan jumlah dari massa atom relatif unsur-unsur penyusunnya, masing-masing
dikalikan dengan jumlah atom unsur-unsur penyusunnya, masing-masing dikalikan
dengan jumlah atom unsur-unsur itu dalam satu molekul. (Oxtoby, 2011)
Hubungan paling pokok pada
perhitungan kimia, meliputi jumlah relatif atom atom, ion atau molekul. Untuk
menghitung jumlah atom, erat kaitannya dengan massa. Untuk itu diperlukan
pemantapan hubungan antara massa suatu unsur yang diukur dan beberapa atom yang
diketahui tetapi tidak dapat dihitung dalam massa itu. Jumlah yang diambil
sebagai jumlah atom adalah 6,025 x 1023 dikenal dengan bilangan
avogadro. Istilah lain yang hampir satu arti dengan bilangan avogadro adalah
mol. (Petrucci, 1992)
DAFTAR PUSTAKA
Barsasella, D. 2012. Kimia
Dasar. Trans Info Media, Jakarta.
Chang, Raymond. 2005. Konsep-Konsep Inti Jilid 1 Edisi Ketiga.
Terjemahan dari General Chemistry : The Essential Concepts Third Edition, oleh
Abdul Kadir dkk, Erlangga, Jakarta.
Oxtoby, Gillis and Nachtrieb. 2001. Prinsip-Prinsip Kimia Moderm Edisi Keempat.
Terjemahan dari Principles of Modern Chemistry Fourth Edition, oleh Suminar
Setiati Achmadi, Erlangga, Jakarta.
Petrucci, Ralph H. 1992. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Edisi
Keempat Jilid 1. Terjemahan dari General Chemistry Principle and Modern
Applications Fourth Edition, oleh Suminar Setiati Achmadi, Erlangga, Jakarta.
Petrucci, Ralph H. 2008. Kimia Dasar.
Prinsip-Prinsip dan Aplikasi Modern Edisi Kesembilan Jilid 1. Terjemahan
dari General Chemistry, Principles and Modern Application Ninth Edition, oleh
S. Achmadi, Erlangga, Jakarta.
S, Syukri. 1999. Kimia
Dasar 1. Bandung, ITB.